Kamu akan selalu mengenangnya: masa-masa indah ketika jerawat pubertas pecah dan hidup tak tentu arah. Perjumpaan-perjumpaan yang seolah tak sengaja, yang selalu sukses bikin pipi memerah dan salah tingkah. Kamu selalu berusaha mengikutinya. Bila tidak dengan langkahmu, pasti dengan pikirmu.
Diam-diam, kamu takut kehilangan dirinya.
Dan kamu tak ‘kan mampu melupakannya: hasrat ingin menyapa yang bisa tiba-tiba lenyap diterpa badai ragu, atau malu. Ketakberdayaan yang melahirkan kegagapan, ketergesa-gesaan, dan kekonyolan-kekonyolan lain yang sama sekali tak membanggakan.
Orang-orang menertawakanmu yang selalu lupa bicara ketika di dekatnya, tetapi kamu tak bisa membalas mereka. Satu-satunya yang bisa kamu tertawakan hanyalah dirimu sendiri yang jelas-jelas hilang kendali sekaligus tak percaya diri.
Oh, cinta pertama.
Bunga-bunga yang mekar di taman jiwa. Wanginya semerbak membuai dan melalaikan. Menghiasi satu-dua musim, lalu layu dan kehilangan pesona.
Tetapi, anehnya, ia tetap di sana.
Menetap dalam ingatan.
Abadi sebagai kenangan.
…
Karya-karya Nurun Ala yang sudah terbit tersedia di shopee.co.id/azharologia. Selamat mengoleksi …